Uncategorized

Waste4Change Raih Pendanaan Seri A $76 Miliar Dipimpin oleh AC Ventures dan Barito Mitra Investama

Platform pengelolaan limbah Waste4Change mengumumkan akuisisi sebesar US$5 juta (lebih dari Rs.76 miliar) dalam pendanaan Seri A. AC Ventures dan PT Barito Mitra Investama memimpin dalam putaran ini diikuti oleh investor lain yaitu Basra Corporation, Paloma Capital, PT Eight Satu Investa, Living Lab Ventures, SMDV dan Urban Gateway Fund.

Perusahaan akan menggunakan modal segar ini untuk memperluas jangkauan, meningkatkan kapasitas penanganan limbah menjadi 100 ton per hari selama 18 bulan ke depan dan melebihi 2.000 ton per hari selama lima tahun ke depan.

Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan akan memasukkan integrasi dengan lebih banyak teknologi digital dalam pemantauan proses, pencatatan aliran pengelolaan limbah, dan otomatisasi pabrik pemulihan material. Selain itu, perusahaan berencana untuk memperkuat kemitraan dengan sektor informal sampah di Indonesia yang saat ini didukung oleh pemulung, bank sampah, kios sampah, dan pemulung.

Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan hari ini (14/10), pendiri dan CEO Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pemodal ventura terbaik di sektor teknologi. Menurutnya, seluruh investor Waste4Change menganggap serius ESG dan bersedia berbagi wawasan untuk menciptakan solusi pengelolaan sampah terbaik.

“Kami lebih dari siap untuk memenuhi misi bersama kami untuk mencapai dampak lingkungan, sosial dan ekonomi yang lebih cepat dan lebih besar,” kata Sano, panggilan akrab Bijaksana.

Pandu Sjahrir, Founding Partner AC Ventures, menambahkan bahwa Waste4Change merupakan pionir dalam menyediakan solusi pengelolaan sampah secara end-to-end. Keberlanjutan adalah fokus utama tim dengan komitmen yang terbukti untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

“Perusahaan telah mencapai kesiapan pasar produk dan memiliki potensi untuk berkembang secara nasional. Waktu perusahaan juga ideal karena pemerintah Indonesia menginginkan setidaknya pengurangan 30% di sumber, dengan 70% sisanya akan selesai pada tahun 2025, ”katanya.

Solusi Waste4Change

Sampah4Ubah

Sano menjelaskan Waste4Change didirikan pada tahun 2014 dengan misi menyelesaikan permasalahan sampah untuk mencegah kebocoran ke lingkungan dan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA. Perusahaan ini didirikan oleh PT Greeneration Indonesia (Ecoxyztem) dan PT Bumi Lestari Bali (EcoBali) di Bekasi, Jawa Barat.

Ada empat solusi yang ditawarkan Waste4Change yaitu Consult, Campaign, Collect dan Create.

Khusus untuk layanan ketiga ini, pelanggan diminta untuk memisahkan sampahnya sesuai dengan pedoman Waste4Change. Kemudian, Waste4Change mengirimkan tim ke situs mereka untuk mengumpulkan sampah secara langsung dan membuat laporan terperinci setelah menyelesaikan proses. Pelanggan juga memiliki pilihan untuk membuang sampah mereka di salah satu titik drop-off
Sampah4Ubah
atau kirim sampah mereka ke Waste4Change.

Waste4Change hadir di 21 kota di Indonesia dan mengelola lebih dari 8.000 ton sampah per tahun. Perusahaan mengumpulkan sampah dari 100 pelanggan B2B dan 3.450 pelanggan rumah tangga. Sejak 2017, telah mencapai CAGR 55,1%.

Waste4Change saat ini memiliki 108 karyawan dan 141 perusahaan pembuangan sampah. Perusahaan berencana untuk menambah 52 orang tambahan ke dalam timnya dan melibatkan lebih dari 300 informal dan UMKM di sektor limbah (berbagai kolaborator internal dan eksternal) untuk mendorong pertumbuhan lebih lanjut.

Sumber :